SEJARAH
SILSILAH
KETURUNAN
KELUARGA
SWA WANDAWA
SEMBUNG-KARANGENJUNG
MENGWI

Oleh:
I Gusti Agung Gde Oka
Puger
MURDA – WAYA
Setelah
bekerja sabar dan tekun dalam waktu yang lama, maka berhasillah kami
menyelesaikan terjemahan BABAD LELUHUR kami ini, disamping mengadakan tambahan
serta koreksi, sepanjang bisa didapat keterangan-keterangan yang authentiek dan
dapat dibuktikan kebenarannya.
Entah
karena apa, dalam bagian-bagiannya yang permulaan tidak ada disebutkan para
istri leluhur kami, demikianpun kebanyakan dari putra-putra Beliau hanyalah
golongan peria saja yang termaktub, sedangkan golongan putri-putrinya, kecuali
satu-dua tidak ada yang dimuat. Begitupun dari golongan peria yang disebutkan
itu, hanya yang menurunkan putra-putra lelaki saja yang diutarakan, dengan
tidak ada diceriterakan sekedar kedudukan ataupun fungsi-fungsi yang Beliau
telah atau pernah jalankan dalam masa kehidupan Beliau-beliau itu. Dalam
uraian-uraiannya babad hanya menyebutkan: “SANG ANJURUIANG ……” dan sebagainya.
Pun
hari lahir, maupun masa hidup Beliau-beliau itu tidak termuat, sehingga kita
para keturunan, yang melanjutkan jalan sejarah Leluhur kita itu, masih
meraba-raba dan mengira-ngira jaman-jaman yang dilalui masing-masing Beliau
itu.
Mungkin
hal demikian itu oleh para Leluhur kita, yang berusaha mencatat SILSILAH ini,
dianggapnya biasa saja, seperti umumnya dan biasanya telah dilakukan oleh
“guru-guru” kita Bangsa Hindu, yang mengajar kita menulis serta membaca huruf
yang kita pergunakan sekarang ini, dengan tidak menuliskan
keterangan-keterangan mengenai tahun hal-hal atau peristiwa-peristiwa seperti
itu.
Juga
pustaka-pustaka yang terwujud di Indonesia (baca: Jawa) sendiri kerap kali
tidak diberi bertanggal atau bertahun, untuk mengenal masa terbitnya atau
dikarangnya, oleh keturunan sekarang ini; hanyalah atas penyelidikan para kaum
cendikiawan sekarang, dengan cara membandingkan dengan hasil-hasil penyelidikan
sejarah atau perihal-perihal lain yang diketahuinya dapat dikira-kirakan
kejadian peristiwa-peristiwa purba itu.
Penyelidikan-penyelidikan
untuk memperlengkapi hal-hal yang belum jelas itu, kami masih usahakan, dan hal
mana sepannjang akan bisa didapat, akan dimuat dalam silsilah (stamboom) yang
disusun nanti.
Lain
dari pada itu, perlu juga dicatat di sini hal di bawah ini:
Seperti
ternyata dari BABAD kita, keluarga dari pihak purusa adalah keturunan
Karangasem, sedangkan dari Peredana (perempuan), dari keturunan Mangaraja
(Mengwi). Tetapi dalam mukadimahnya diambil Mukadimah Kerajaan Mengwi. Apa
sebabnya, tidak dapat kami ketahui dengan pasti. Kemungkinannya adalah karena
Leluhur kita yang memnyusun BABAD ini sudah “enteg” menjadi warga Mengwi dan
dipandang olehnya tidak perlu lagi menyebut-nyebut hubungan dengan keluarga
yang ada di Karangasem. Pendapat ini lebih diperkuat lagi, bila diingat-ingat,
bahwa silsilah Karangasem membatasi diri dan mengutamakan anggota-anggota
keluarga yang sangat terdekat dengan mereka yang menurunkan Raja-Raja atau
Pejabat-Pejabat penting lainnya saja di Karangasem atau daerah ini.
Demikianlah
sekedar pendahuluan dan penjelasan kami, selaku penterjemah dan “penyambung”
Babad ini, sehingga sampai pada generasi yang tersurat pada bagian-bagian
terakhir.
Sembung, Nopember
1976
(I Gusti Gde Oka
Puger)